Minggu, 28 April 2013

TOKOH WAYANG : SADEWA

SADEWA

Sahadewa (ejaan Sanskerta: सहदेव, Sahadéva), atau yang biasa disingkat Sadewa, adalah salah satu tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata. Sadewa merupakan yang termuda di antara para Pandawa, yaitu sebutan untuk kelima putra Pandu, raja Kerajaan Hastinapura. yang memiliki saudara kembar bernama Nakula. Sadewa dan saudara kembarnya, Nakula, lahir dari rahim putri Kerajaan Madra yang bernama Madri (dalam pewayangan disebut Madrim).  Sadewa dan Nakula adalah titisan dari dewa kembar yaitu Dewa Aswin. Sementara itu ketiga kakak mereka, yaitu Yudistira, Bimasena, dan Arjuna lahir dari rahim Kunti. Meskipun demikian, Sadewa dikisahkan sebagai putra yang paling disayangi Kunti. Nakula dan Sadewa lahir sebagai anugerah dewa kembar bernama Aswino untuk Madri, karena Pandu saat itu sedang menjalani kutukan tidak bisa bersetubuh dengan istrinya. Keduanya lahir di tengah hutan ketika Pandu sedang menjalani kehidupan sebagai pertapa.

Meskipun kembar, Nakula dikisahkan memiliki wajah yang lebih tampan daripada Sadewa, sedangkan Sadewa lebih pandai daripada kakaknya itu. Terutama dalam hal perbintangan atau astronomi, kepandaian Sadewa jauh di atas murid-murid Resi Drona lainnya. Selain itu ia juga pandai dalam hal ilmu peternakan sapi. Maka ketika para Pandawa menjalani hukuman menyamar selama setahun di Kerajaan Matsya akibat kalah bermain dadu melawan Korawa, Sadewa pun memilih peran sebagai seorang gembala sapi bernama Tantripala. Sadewa  memiliki sifat yang bijak, bahkan ia paling bijak bila dibanding dengan Pandawa yang lain. Kakaknya, Yudistira pernah mengatakan bahwa Sadewa lebih bijak daripada Wrehaspati, yaitu guru para dewa. Sadewa merupakan ahli perbintangan yang ulung dan mampu mengetahui kejadian yang akan datang. Namun ia pernah dikutuk apabila sampai membeberkan rahasia takdir, maka kepalanya akan terbelah menjadi dua.

Isteri Sadewa bernama Jarasanda, puteri raja Kerajaan Magadha. Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki seorang putera bernama Suhotra. Sedangkan dari Dropadi, Sadewa dikaruniai putera bernama Srutakirti.

Sadewa turut serta dalam peperangan besar di Kurukshetra (Bharatayuddha). Pada  hari ke-18 Sadewa bertempur melawan Sengkuni, dan ia berhasil mengalahkan Sengkuni dengan pedangnya. Sengkuni adalah adik Dewi Gendari, ibu Korawa. Ia licik dan suka mengadu domba antara Pandawa dan Korawa, sehingga meletusnya perang Bharatayudha.

Dalam Kakawin Sudamala, yaitu karya sastra berbahasa Jawa Kuna peninggalan Kerajaan Majapahit, Sadewa menjadi tokoh utamanya.

Dalam naskah tersebut, diceritakan bahwa isteri Bathara Guru yang bernama Umayi mendapat kutukan karena ia berselingkuh dengan Bathara Brahma. Karena kutukan itu, Umayi berubah menjadi Rakshasi bernama Ra Nini. Ra Nini akan kembali ke wujud semula , jika diruwat oleh bungsu Pandawa.

Oleh karena itu, Sadewa diculik dan dipaksa untuk memimpin prosesi ruwatan. Setelah dirasuki Batara Guru, Sadewa sanggup menjalankan permintaan Ra Nini. Karena itu, Sadewa kemudian mendapat julukan Sudamala, yang berarti “menghilangkan penyakit”. 

Dengan petunjuk Ra Nini yang telah berubah menjadi Umayi, Sadewa pergi ke desa Prangalas untuk menikahi seorang puteri pertapa yang bernama Predapa.

Sadewa meninggal dalam perjalanan ke puncak gunung Himalaya bersama para pandawa dan istri mereka Dropadi. Sadewa meninggal setelah Dropadi. Arwah Sadewa mencapai kedamaian di surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar