1.
Tipe
Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya
tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa
dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya
sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki
inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas
kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2.
Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik
lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat
sebagai berikut:
- Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
- Mereka bersikap terlalu melindungi.
- Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
- Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
- Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
- Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda
dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan
otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
- Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
- Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
- Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
- Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
- Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
- Komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
- Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi.
- Memimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal.
- Berambisi untuk merajai situasi.
- Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
- Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan.
- Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi.
- Adanya sikap eksklusivisme
- Selalu ingin berkuasa secara absolut.
- Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.
- Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin,
dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin
tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan
dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya
biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu
teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu,
mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Pada
dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk diterapkan, karena
pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki keunggulan
masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan
yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih
bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana kita
menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga,
organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut
diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.
TEORI KEPEMIMPINAN
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan
kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang
terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh
karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari
masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang
kepemimpinan.
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar
belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin,
sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi
kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan
penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan
mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan
kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan
kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila
sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui
pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-teori
dalam Kepemimpinan
a) Teori
Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori
Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai
deskripsi perilaku:
- Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
- Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c) Teori
Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin
menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku
tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas.
- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan.
- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan.
- Norma yang dianut kelompok.
- Rentang kendali.
- Ancaman dari luar organisasi.
- Tingkat stress.
- Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang
ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut.
Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri
kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a. Model
kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan
tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga
berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan.
Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan
mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai
perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya
demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan
yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku
memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model ”
Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas
kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin
dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku
pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif,
apabila:
·
Hubungan atasan dan bawahan
dikategorikan baik.
·
Tugas yang harus dikerjakan bawahan
disusun pada tingkat struktur yang tinggi.
·
Posisi kewenangan pemimpin tergolong
kuat.
c. Model
Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah:
·
Memberitahukan
·
Menjual
·
Mengajak bawahan berperan serta
·
Melakukan pendelegasian.
d. Model ”
Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif
menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat
ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu
kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada
kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal
tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran
serta Bawahan”
Perhatian utama model ini adalah
perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku
pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh
bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya
serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk
dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat
peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan
masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
TOKOH
KEPEMIMPINAN
Tokoh kepemimpinan yang
saya idolakan adalah Presiden Amerika Serikat yaitu Barack Hussein Obama.
Barack Hussein Obama II lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustua 1961 adalah
Presiden Amerika Serikat yang sekarang menjabat dan merupakan Presiden Amerika
Serikat ke-44. Barack Obama mempunyai
seorang istri bernama Michelle Obama dan dua orang anak Malia Obama dan Sasha
Obama. Barrack menjabat sejak 20 Januari 2009 yang menggantikan George Walker
Bush. Sebelumnya ia merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang
dalam Pemilu Presiden 2008 pada 4 November 2008. Pada tahun 2009, Obama diumumkan
sebagai pemenang anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel karena mempromosikan
diplomasi internasional untuk memecahkan masalah-masalah internasional.
Obama adalah keturunan
Afrika-Amerika pertama yang menjabat Presiden Amerika Serikat setelah
sebelumnya merupakan keturunan Afrika-Amerika pertama yang dicalonkan sebuah
partai politik besar Amerika untuk menjadi presiden. Obama adalah lulusan
Columbia University dan sekolah hukum Harvard University, disana ia menjabat
sebagai presiden Harvard Law Review, Obama bekerja sebagai coordinator
masyarakat dan menjabat sebagai pengacara hak sipil sebelum menjadi Senat
Illinois selama tiga kali mulai tahun 1997 hingga 2004. Ia mengajar hukum
konstitusional di sekolah hukum Chicago University sejak 1992 hingga 2004. Setelah
kegagalan meraih kursi di Dewan Perwakilan AS tahun 2000, ia mengumumkan
kampanyenya untuk Senat AS bulan Januari 2003. Setelah kemenangan Maret 2004,
Obama menyampaikan Key Notenya pada Konvensi Nasional Demokrat Juli 2004. Ia
terpilih sebagai Senat pada November 2004 dengan 70 persen suara.
Sebagai anggota
minoritas Demokrat di kongres ke-109, ia membantu membuat undang-undang yang
mengatur senjata konvensional dan mempromosikan akuntabilitas public dalam
penggunaandana federal. Ia juga melakukan perjalanan resmi ke Eropa Timur
Tengah, dan Afrika. Selama kongres ke-110, ia membantu membuat UU mengenai lobi
dan kecurangan pemilihan, perubahan iklim, terorisme nuklir, dan perawatan bagi
personel militer AS yang pulang. Obama mengumumkan kampanye presidennya pada
Februari 2007, dan dicalonkan pada Konvensi Nasional Demokrat 2008 dengan
senator Delaware, Joe Biden sebagai pasangan kampanye. Dan pada tanggal 4
November 2008 Barack Obama sukses mengalahkan rivalnya senator John Mccain dari
partai republic dan menjadi presiden Amerika ke 44 dan orang kulit hitam
pertama sebagai presiden Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar