MANAJEMEN KONFLIK
Manajemen
konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk
tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests)
dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik.
Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Jenis-Jenis
Konflik
- Konflik didalam individu
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya
- Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
- Konflik antar individu dan kelompok
Konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok
- Konflik antar organisasi
Itu adalah kilasan singkat dari definisi
manajemen konflik dan jenis-jenis manajemen konflik. Di dalam kehidupan setiap manusia
pasti banyak mempunyai konflik termasuk saya sendiri. Dan setiap orang pasti
punya cara tersendiri untuk memanajemen dirinya sendiri atau cara untuk
menyelesaikan konflik tersebut.
Konflik yang saya alami dan yang
masih saya alami hingga sekarang adalah konflik pada saat remaja walaupun saya
sudah beranjak dewasa. Remaja
adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Dan menurut
saya masa remaja
adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Berikut
adalah beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada diri remaja, yaitu:
- Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
- Ketidakstabilan emosi.
- Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
- Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
- Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
- Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
- Senang bereksperimentasi.
- Senang bereksplorasi.
- Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
- Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Karena perkembangan sosial remaja, dapat
dilihat adanya dua macam gerakan yaitu memisahkan diri dari orang tua dan
menuju kearah teman-teman sebaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga
merupakan lingkungan primer bagi seseorang sejak lahir sampai tiba masa
individu meninggalkan rumah dan membentuk keluarga sendiri. Sebagai lingkungan
primer, hubungan antar manusia paling awal terjadi dalam keluarga. Oleh sebab
itu setiap individu akan menyerap norma dan nilai yang ada dalam keluarga untuk
dijadikan bagian dari kepribadiannya sebelum mengenal norma dan nilai dari
masyarakat umum.
Selain itu masa remaja juga banyak mempunyai
konflik dengan teman sebaya. Sebagai contoh saat saya masih duduk dibangku SMA,
saya sering bertengkar dengan teman walaupun hal yang dimasalahkan adalah
masalah sepele karena perbedaan pendapat, tidak dapat menerima kekurangan yang
dimiliki oleh seseorang dan keterbatasan utuk bergaul dengan teman yang lain
karena pada bangku SMA selalu didominasi dengan terbentuknya sebuah kelompok atau
geng, maka dari itu perselisihan antar kelompok juga sering terjadi.
Cara untuk menghindari suatu konflik adalah:
1. Kompromi
Manajer mencari jalan keluar yang dapat diterima oleh pihak-pihak
yang saling berselisih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
2. Introspeksi diri
Bagaiman kita
biasanya menghadapi konflik ? Gaya apa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi
dasar dan persepsi kita? Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat
mengukur kekuatan kita dan dimana letak kesalahan yang sudah dibuat.
3. Identifikasi sumber konflik
Konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat
teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
4. Mengevaluasi pihak-pihak yang
terlibat.
Sangat penting
bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi
kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas
konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan
kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita meliha
konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
5. Selalu berfikir positif
Sebaiknya kita harus berfikir positif kepada setiap orang supaya
tidak ada perpecahan atau konflik. Dan jika sudah terjadi konflik sebaiknya
diselesaikan dengan kepala dingin dan tidak anarkis.
MOTIVASI
MANAJEMEN KONFLIK
Motivasi saya karena dapat memanajerial diri
saya sendiri dalam menghadapi konflik adalah mendapat ketengan batin karena
tidak adanya konflik yang saya hadapi walaupun terjadi konflik saya dapat
menghadapi konflik tersebut dengan tenang, dengan kepala dingin dan tidak
berprasangka buruk terhadap orang lain. Dapat menjadi seorang pribadi yang kuat
dan teguh pendirian dalam menghadapi konflik. Dan dengan ketenangan dan
berprasangka baik saya akan mendapat banyak teman.
Referensi
:
http://jepits.wordpress.com/2007/12/19/manajemen-konflik-definisi-dan-teori-teori-konflik/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456778/3735/1fkm-juanita3.pdf
http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/#more-190
Tidak ada komentar:
Posting Komentar