Jumat, 04 Mei 2012

MANAJEMEN KONFLIK

MANAJEMEN KONFLIK

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

Jenis-Jenis Konflik
  • Konflik didalam individu
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya
  • Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
  • Konflik antar individu dan kelompok
Konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
  • Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok
  • Konflik antar organisasi

Itu adalah kilasan singkat dari definisi manajemen konflik dan jenis-jenis manajemen konflik. Di dalam kehidupan setiap manusia pasti banyak mempunyai konflik termasuk saya sendiri. Dan setiap orang pasti punya cara tersendiri untuk memanajemen dirinya sendiri atau cara untuk menyelesaikan konflik tersebut.
            Konflik yang saya alami dan yang masih saya alami hingga sekarang adalah konflik pada saat remaja walaupun saya sudah beranjak dewasa. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Dan menurut saya masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Berikut adalah beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
  • Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  • Ketidakstabilan emosi.
  • Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  • Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  • Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  • Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  • Senang bereksperimentasi.
  • Senang bereksplorasi.
  • Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  • Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Karena perkembangan sosial remaja, dapat dilihat adanya dua macam gerakan yaitu memisahkan diri dari orang tua dan menuju kearah teman-teman sebaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan lingkungan primer bagi seseorang sejak lahir sampai tiba masa individu meninggalkan rumah dan membentuk keluarga sendiri. Sebagai lingkungan primer, hubungan antar manusia paling awal terjadi dalam keluarga. Oleh sebab itu setiap individu akan menyerap norma dan nilai yang ada dalam keluarga untuk dijadikan bagian dari kepribadiannya sebelum mengenal norma dan nilai dari masyarakat umum.
Selain itu masa remaja juga banyak mempunyai konflik dengan teman sebaya. Sebagai contoh saat saya masih duduk dibangku SMA, saya sering bertengkar dengan teman walaupun hal yang dimasalahkan adalah masalah sepele karena perbedaan pendapat, tidak dapat menerima kekurangan yang dimiliki oleh seseorang dan keterbatasan utuk bergaul dengan teman yang lain karena pada bangku SMA selalu didominasi dengan terbentuknya sebuah kelompok atau geng, maka dari itu perselisihan antar kelompok juga sering terjadi.
Cara untuk menghindari suatu konflik adalah:
1.    Kompromi
Manajer mencari jalan keluar yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang saling berselisih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
2.    Introspeksi diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya apa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita? Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita dan dimana letak kesalahan yang sudah dibuat.
3.    Identifikasi sumber konflik
Konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
4.    Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita meliha konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
5.    Selalu berfikir positif
Sebaiknya kita harus berfikir positif kepada setiap orang supaya tidak ada perpecahan atau konflik. Dan jika sudah terjadi konflik sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin dan tidak anarkis.


MOTIVASI MANAJEMEN KONFLIK

Motivasi saya karena dapat memanajerial diri saya sendiri dalam menghadapi konflik adalah mendapat ketengan batin karena tidak adanya konflik yang saya hadapi walaupun terjadi konflik saya dapat menghadapi konflik tersebut dengan tenang, dengan kepala dingin dan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain. Dapat menjadi seorang pribadi yang kuat dan teguh pendirian dalam menghadapi konflik. Dan dengan ketenangan dan berprasangka baik saya akan mendapat banyak teman.





Referensi :
http://jepits.wordpress.com/2007/12/19/manajemen-konflik-definisi-dan-teori-teori-konflik/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456778/3735/1fkm-juanita3.pdf
http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/#more-190


Tidak ada komentar:

Posting Komentar